meninjau iklan sebuah operator selular (ga pernah nonton tipi sih, cuma liat di billboard),
bertajuk besar "ANTIGALAU 30 JAM", dengan penawaran iming-iming biaya nelpon dan sms murah.
hello.
generalisasi makna Bahasa Indonesia tercinta ini sudah berada di ambang batas mengkhawatirkan.
sejak kapan galau itu adalah gak punya pulsa untuk nelpon pacar?
sejak kapan galau itu adalah kekurangan beberapa rupiah untuk tarif ng-sms temen?
GALAU adalah di saat lu gak punya siapa-siapa untuk ditelpon, sampai2 pulsa memblendung, beli pulsa cuman buat perpanjang masa aktip
GALAU adalah di saat lu gak tau siapa yang harus di sms, meski di benak lu ada beribu kata, beratus frasa berpuluh paragraf berjuta-juta karakter yang dengan lancarnya bisa saja diverbalisasikan, hanya lu gak tau akan ditujukan buat siapa.
dan bukan itu aja kejahatan kita terhadap kata yang manis ini.
banyak lagi yang nulisnya aja males.
dan demikianlah gw menulis post ini, bahkan tanpa dibaca ulang untuk meyakinkan diri sendiri ini layak dibaca orang. bodo amatlah. penggunaan kata GALAU mulai mengusik gw.
itu kata yang indah, lagi sebenernya.
sendu, menggambarkan keterombang-ambingan state of mind seseorang namun bagaimanapun sarat makna ketenangan, tidak neurotik maupun impulsif; buat gw itulah galau.
hello world, GALAU is a state of mind.
GALAU is nothing any of your shallow stunning behavior could contemplate.
GALAU 'dicapai' ketika kekacauan yang ada pikiran lo hanya bisa stay disana karna rasanya nggak mungkin lagi dikeluarkan dengan cara apapun. thus, it's not impulsive, at all.
ya mohon maap sih kalo gw sewot berlebihan, gitu. sensitip aja kalo ada yang menodai warisan bangsa (tolong diterjemahkan sebagai national heritage ato ga legacy). apalagi linguistiknya.
satu kata yang mungkin bisa menggantikan kata GALAU kalau lain kali mau mendefinisikan keamburadulan hidup lo: mungkin lo hanya mengalami sedikit RETARDASI MENTAL.