lonceng berkedip,
bintang berdentang,
hingar-bingar langit malam memenuhi hidungku,
bulang berdecit dan awan hitam mendesis,
lampu jalan berdendang menyanyikan lagu nasional Timor Leste,
bersahutan dengan pohon-pohon menjulang
yang membalas sambil mengeloni dan mengusap tupai pohon
yang tak hentinya mengeong..
Adzan Maghrib mulai berpendar,
menuangkan doa-doa orang percaya ke telinga Sang Pencipta..
Jalan aspal panjang yang gemerlapan oleh wewangian yang dimuntahkan sang rembulan,
mendesir halus ke dahiku, menggelitik gigi dan kukuku.
saat kupejamkan ibu jariku dan kurentangkan kedua telingaku,
perlahan kubongkar catatan memori yang tersimpan rapi di dalam perut.
dan akhirnya pinggulku menyadari,
tak pernah ada,
malam seaneh ini.
No comments:
Post a Comment